Lintas Nusantara - Pamekasan, Udara di sekitar Gudang PT. Bawang Mas Group di pagi itu terasa berbeda. Biasanya hanya diwarnai oleh gemerisik daun tembakau kering, hari ini suasana diwarnai oleh kehadiran seorang pemimpin yang memilih menghabiskan cutinya bukan di tempat wisata, melainkan di jantung perekonomian rakyatnya. KH. Kholilurrahman, Bupati Pamekasan, bersama Lora Panglima Jaya, tiba untuk melakukan pemantauan langsung dan terjun ke dalam proses tata niaga tembakau, komoditas yang telah menjadi nadi kehidupan bagi banyak keluarga di Madura.
Kedatangan rombongan disambut dengan hangat oleh H. Her Sultan Madura, sang pemilik gudang yang sudah berpuluh tahun berkecimpung dalam bisnis ini. Wajahnya tampak sumringah, tidak menyangka bahwa di tengah kesibukan dan masa cuti bersama nasional, sang Bupati justru menyempatkan waktu untuk melihat dari dekat denyut nadi perdagangan tembakau di wilayahnya.
Pemantauan ini jauh dari kesan formal dan seremonial. Bupati Kholilurrahman, dengan cermat, menyusuri setiap sudut fasilitas yang luas itu. Ia berhenti di setiap titik krusial, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana daun tembakau hasil keringat para petani berubah menjadi komoditas siap jual.
Di area penerimaan, beliau menyaksikan puluhan petani antre dengan penuh harap, membawa hasil panen mereka. Bupati tidak hanya melihat dari kejauhan. Dengan langkah pasti, ia mendekat, menyapa, dan berjabat tangan. Ia bertanya tentang varietas yang ditanam, kendala musim hujan yang baru saja dilewati, dan yang paling penting, apakah harga yang diterima hari ini sudah sesuai dengan harapan dan jerih payah mereka.
"Alhamdulillah, Pak Bupati. Harga tahun ini cukup baik," ujar salah satu petani bernama Madsum, sambil tersipu malu diajak berbincang langsung oleh orang nomor satu di kabupatennya. Percakapan singkat itu, meskipun sederhana, terasa sangat berarti, menunjukkan bahwa pemimpinnya peduli dengan nasib mereka.
Bagi H. Her Sultan, kehadiran Bupati di tempat usahanya adalah sebuah kehormatan dan suntikan semangat yang tak ternilai. "Ini benar-benar di luar dugaan kami," ujarnya penuh semangat. "Di saat yang lain menikmati waktu liburan, Bapak Bupati justru memilih untuk turun ke lapangan, melihat, mendengar, dan merasakan langsung proses yang menjadi tulang punggung perekonomian banyak warga Pamekasan. Kehadiran beliau bukan sekadar kunjungan kerja, tapi sebuah bentuk blusukan yang sangat inspiratif. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya benar-benar pro-rakyat, pro-bisnis, dan memahami dari mana nafas perekonomian daerah ini berhembus."
Kunjungan yang berlangsung selama hampir tiga jam itu diakhiri dengan dialog ringan. Bupati Kholilurrahman Suasana hangat dan penuh keakraban mencairkan segala bentuk sekat.
Akhirnya, langkah Bupati meninggalkan gudang itu meninggalkan lebih dari sekadar memoar. Ia meninggalkan keyakinan pada para petani bahwa hasil jerih payah mereka diperhatikan. Ia meninggalkan kepercayaan pada pengusaha bahwa pemerintah mendukung usahanya. Dan yang terpenting, ia membawa pulang segunung data empiris dan cerita langsung dari lapangan, yang akan menjadi bahan berharga untuk kebijakan-kebijakan strategis di masa depan.
Sebuah cuti yang dipenuhi dengan kunjungan kerja mungkin terasa tidak biasa bagi sebagian orang. Namun, bagi KH. Kholilurrahman, libur yang diisi dengan mendengar denyut jantung perekonomian rakyatnya adalah bentuk istirahat dan pengabdian yang paling bermakna.
0 Komentar