Langkah ini semakin konkret setelah PT Bahari Dewata Sejahtera, sebuah perusahaan asal Sapeken, Sumenep, berhasil melakukan ekspor perdana 10 ton ikan kerapu hidup ke Hong Kong.
Ekspor perdana tersebut bernilai USD 60 ribu atau sekitar Rp 900 juta. Pengiriman dilakukan pada Selasa (28/1) menggunakan kapal MV. Great Harvest. Ikan kerapu yang diekspor terdiri dari berbagai jenis, seperti kerapu sunu, kerapu tikus, dan kerapu tiger.
Syahirul Alim menjelaskan bahwa Bea Cukai Madura bekerja sama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Timur untuk terus memajukan sektor perikanan di wilayahnya. Tujuannya adalah agar produk perikanan lokal bisa bersaing di pasar global.
"Ini adalah upaya kami untuk meningkatkan devisa negara sekaligus memperkuat perekonomian masyarakat sekitar," ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis (30/1).
Keberhasilan ekspor perdana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian di Sapeken. Syahirul berharap, langkah ini bisa membuka lapangan kerja baru dan mendorong para nelayan setempat untuk lebih optimal dalam memproduksi hasil perikanan.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumenep," pungkas Syahirul. (ai)
0 Komentar